Selasa, 22 Juni 2010

Keterampilan Komunikasi

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI

  1. Pengertian Keterampilan Komunikasi

Komunikasi atau ”communication" berasal dari bahasa latin "communis". atau dalam Bahasa Inggrisnya "commun" secara etimologi berarti "sama". Berkaitan dengan hal ini Sowandi (1996:13) mengemukakan, "Apabila kita berkomunikasi (to commumcate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan".

Secara terminologis, komunikasi merupakan suatu istilah yang menunjukkan suatu proses hubungan antara individu satu dengan lainnya yang berisi kegiatan menyampaikan dan menerima pesan. Sehubungan dengan hal ini Effendi (1996:6) mengemukakan bahwa, "Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap-sikap, pendapat atau perilaku". Sejalan dengan hal ini Supihara (1999:15) menyatakan, "Komunikasi adalah proses penyampaian pesan-pesan baik secara lisan maupun mempergunakan informasi". Komunikasi menurut Bulatau (2007:70) dapat pula dipahami, ”Sebagai pengungkapan pribadi kepada orang lain".

Komunikasi juga dapat dipandang sebagai suatu peristiwa sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Sejalan dengan hal ini Rahmad (1990:9) menyatakan, "Komunikasi adalah peristiwa sosial, peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan orang lain". Adapun Colin Cherry (dalam Mardikunto, 1992:69) menyebutkan:

Komunikasi adalah suatu proses dimana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian yang sama (pengertian bersama) yang lebih baik mengenai masalah-masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Komunikasi bukan jawabannya sendiri, tetapi pada hakikatnya merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerima rangsangan dan pembangkitan balasan.

Pendapat lain tentang komunikasi sebagaimana dijabarkan oleh Suprapto dan Fahrianoor (2004:5) yang menyebutkan bahwa :

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol atau lambang yang melibatkan dwperson atau lebih yang terdiri atas pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan) dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama mengenai masalah atau persoalan masing-masing pihak.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai makna hakiki komunikasi yaitu suatu proses interaksi yang didalamnya terdapat maksud saling melengkapi, memperbaiki, dan memahami persoalan-persoalan yang dialami oleh personil teriibat dalam komunikasi tersebut. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa komunikasi tidak sekedar media penyampaian pesan belaka (yang mungkin menguntungkan salah satu pihak saja) melainkan lebih kepada jalinan antar personal (pribadi) antar pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Oleh sebab itu, agar komunikasi berjalan dengan baik dan lancar serta memberi manfaat baik bagi pihak penyampai pesan maupun bagi pihak penerima pesan, maka diperlukan adanya keterampilan komunikasi. Menurut Hafied Changara (2007:85) keterampilan komunikasi adalah, ”Kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengirim pesan kepada khalayak (penerima pesan)”. Selanjutnya menurut Anwar Arifin (2008:58) kemampuan komunikasi adalah, ”Keterampilan seseorang dalam menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan”.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan komunikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengirim pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan. Untuk itu, agar mampu melakukan komunikasi yang baik, maka seseorang harus memiliki ide dan penuh daya kreativitas yang tentunya dapat dikembangkan melalui berbagai latihan dengan berbagai macam cara, salah satunya membiasakan diri dengan berdiskusi.

  1. Jenis-jenis Keterampilan Komunikasi

Setiap komunikasi yang dilakukan, tentunya diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Komunikasi akan berjalan dengan dinamis, apabila disertai adanya suatu reaksi dari pihak penerima pesan. Reaksi ini menandakan bahwa pesan yang disampaikan mendapatkan tanggapan. Ada beberapa jenis komunikasi yang perlu dipahami oleh setiap orang dalam menjalan kehidupan sehari-hari. Menurut Asrori (2003:136) ialah, “Komunikasi verbal, komunikasi fisik, komunikasi emosional”. Berikut penjelasan tentang keterampilan yang dibutuhkan untuk masing-masing komunikasi tersebut :

a. Keterampilan komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi bila dua orang atau lebih melakukan kontak satu sama lain dengan menggunakan alat artikulasi atau pembicaraan. Prosesnya terjadi dalam bentuk percakapan satu sama lain. Asrori (2003:136) mengemukakan bahwa, “Dalam melakukan komunikasi verbal, seseorang harus terampil dalam menggunakan kata-kata, menggunakan tata bahasa yang teratur dan sopan, serta mampu menjadi pendengar yang baik bagi lawan bicara”.

Ini berarti, komunikasi verbal adalah komunikasi yang secara nyata dapat dilihat melalui percakapan antara dua orang atau lebih, sehingga setiap orang yang melakukan komunikasi verbal perlu untuk memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, tata bahasa yang baik dan sopan, sehingga pesan yang disampaikan dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan (lawan bicara).

b. Keterampilan komunikasi fisik

Komunikasi fisik adalah komunikasi yang terjadi manakala dua orang atau lebih melakukan kontak dengan menggunakan bahasa tubuh. Misalnya, ekspresi wajah, posisi tubuh, gerak-gerik dan kontak mata. Asrori (2003:136) mengemukakan bahwa, “Seseorang membutuhkan kemampuan untuk menggunakan isyarat non verbal, seperti ekspresi wajah, lambaian tangan dan lain sebagainya, secara tepat agar pesan dapat diterima oleh penerima pesan”.

Berarti, dalam menggunakan komunikasi fisik, seseorang diharuskan memiliki kemampuan untuk menggunakan anggota tubuh secara tepat dan sesuai dengan yang disampaikan, agar pesan dapat mudah diterima dan dipahami oleh penerima pesan.

c. Keterampilan komunikasi emosional

Komunikasi emosional adalah interaksi yang terjadi manakala individu melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan. Misalnya, mengeluarkan air mata sebagai tanda sedih, haru, atau bahkan terlalu bahagia. Asrori (2003:137) mengemukakan bahwa, “Seseorang harus mampu mengontrol mental dan kondisi kejiwaannya agar tetap dalam keadaan stabil”.

Berdasarkan pendapat ini, seseorang yang dikatakan terampil melakukan komunikasi emosional adalah apabila dalam melakukannya ia tetap berada pada kondisi mental dan kejiwaan yang stabil, sehingga hal-hal yang bersifat bentuk komunikasi emosinal seperti sedih, haru dan senang tetap terlihat dalam bentuk yang wajar dan tidak berlebihan.

  1. Upaya Pengembangan Keterampilan Komunikasi

Banyak orang memiliki kemampuan dan keinginan yang besar, tetapi karena ia tidak dapat mengkomunikasikannya kepada orang lain, kemampuan atau keinginan itu tidak dapat dikembangkan atau terpenuhinya. Agar hal ini tidak terjadi, maka diperlukan adanya upaya pengembangan keterampilan komunikasi yang dilakukan. Hafied Changara (2007:91) mengemukakan bahwa, “Untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikan harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractive) dan kekuatan (power)”. Ketiga hal ini perlu dikembangkan oleh setiap orang yang menginginkan komunikasi yang dilakukannya berhasil.

a. Kepercayaan (credibility)

Komunikator yang baik dan efektif harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Menurut Kathleen S. Abraham (1997:181) kredibilitas adalah, “A set perception about excesss had by source is so that accepted and followed by its hearer”. Artinya kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima dan diikuti oleh pendengarnya.

Pengembangan kepercayaan (credibility) dapat dikembangkan melalui teori Aristoteles. Menurut Hafied Changara (2007:91) teori tersebut adalah, “Ethos, pathos dan logos. Ethos ialah karakter pribadinya. Pathos ialah pengendalian emosi. Logos ialah kemampuan argumentasi”. Artinya, untuk mengembangkan kepercayaan atau kredibilitas, seseorang harus mampu memperkuat karakter pribadinya, mengendalikan emosinya dan memiliki kemampuan berargumentasi yang baik dan berdasar.

b. Daya tarik (attractive)

Daya tarik adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik (attractiveness) banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Hafied Changara (2007:94) mengemukakan bahwa, “Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator, karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking) dan fisiknya (physic).

Kesamaan di sini dimaksudkan bahwa orang bisa tertarik pada komunikator karena adanya kesamaan demografis seperti bahasa, agama, suku, daerah asal dan sebagainya. Dikenal maksudnya seorang komunikator adalah seorang yang sudah lama dikenal oleh para khalayak. Disukai artinya komunikator adalah orang yang disenangi dan disukai oleh khalayak. Fisik artinya seorang komunikator akan dapat diterima dengan baik apabila memiliki tampilan fisik yang baik dan menarik.

Katherin Miller (2005:59) mengemukakan bahwa, “Communicator capable to become pleasant person and have appearance of interesting physical will is easily accepted by hearer”. Artinya, komunikator yang mampu menjadi pribadi yang menyenangkan dan memiliki penampilan fisik yang menarik akan dengan mudah diterima oleh khalayak. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan daya tarik maka seseorang harus mampu belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang menyenangkan dan menjaga penampilan fisik.

c. Kekuatan (power)

Kekuatan dapat diartikan sebagai kekuasaan dimana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat kalau hal itu disampaikan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Hafied Changara (2007:95) mengemukakan bahwa, “Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin mempengaruhi orang lain”.

Selanjutnya, Hafied Changara (2007:95) mengemukakan bahwa, “Kepercyaan diri dalam komunikasi akan tumbuh apabila komunikator mampu memproyeksikan dirinya ke dalam orang lain”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, apabila seseorang ingin memiliki kekuatan dalam berkomunikasi, maka ia harus mampu mengembangkan kepercayaan dirinya.

Media Pendidikan

PRINSIP PENGGUNAAN MEDIA VISUAL (CHART)

Media visual berjenis chart/bagan merupakan salah satu media yang sering dipergunakan oleh sebagian besar guru dalam proses pembelajaran dan peranannya sangat dirasakan dalam menghasilkan proses belajar yang optimal. Salah satu peranan media chart/bagan menurut J.D. Latuheru (2003:91) adalah, “Media chart/bagan dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi dan organisasi) dan memperkuat ingatan”.

Agar menjadi efektif, media ini sebaiknya ditempatkan pada konteks yang tepat, sehingga mampu menghadirkan pesan yang bermakna bagi siswa. Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media chart/bagan. Menurut J.D. Latuheru (2003:92) prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Visual harus sesederhana mungkin.

2. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran.

3. Gunakan grafik untuk ikhtisar keseluruhan materi.

4. Mengulang sajian visual dan melibatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.

5. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep.

6. Hindari visual yang tidak berimbang.

7. Menekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.

8. Visual harus dapat terbaca dan mudah dibaca.

9. Visual untuk mengkomunikasikan gagasan khusus.

10. Unsur-unsur pesan harus ditonjolkan.

11. Keterangan gambar/garis harus dipersiapkan.

Prinsip-prinsip ini dapat menjadi indikator keberhasilan penggunaan media chart/bagan. Artinya, semakin diperhatikan prinsip-prinsip ini dalam perancangan dan penggunaan media chart/bagan, maka semakin besar pula kemungkinan pesan yang disampaikan melalui media dapat ditangkap dan dipahami oleh siswa, sebagaimana yang dikemukakan oleh Gerlach dan Ely (1991:93) yaitu, “Indicator efficacy of usage of Iesson media, one of them if sent message can be arrested and comprehended by student”. Artinya, indikator keberhasilan penggunaan media pelajaran, salah satunya adalah apabila pesan yang disampaikan dapat ditangkap dan dipahami oleh siswa. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing prinsip tersebut :

1. Visual Harus Sesederhana Mungkin

Usahakan visual yang digunakan sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar, garis, karton, bagan dan diagram. Sehubungan dengan itu, R. Rahardjo (2001:29) mengemukakan, “Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati, karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari”. Gambar-gambar yang sulit diproses ini seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.

2. Visual Digunakan untuk Menekankan Informasi Sasaran

Visual yang digunakan harus benar-benar tertuju pada informasi yang disampaikan. Artinya, informasi sasaran yang disampaikan perlu lebih ditekankan. Berkenaan dengan hal tersebut, R. Rahardjo (2001:29) mengemukakan, “Dalam menekankan informasi pada media pembelajaran, perlu adanya suatu teks/tulisan”. Penekanan informasi ini akan menjadikan pembelajaran terlaksana dengan baik.

3. Gunakan Grafik untuk Ikhtisar Keseluruhan Materi

Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pembelajaran. Prinsip ini digunakan, menurut R.H. Anderson (2003:20) adalah, “Untuk digunakan oleh siswa dalam mengorganisasikan informasi”.

4. Mengulang Sajian Visual dan Melibatkan Siswa untuk Meningkatkan Daya Ingat

Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun sebagian visual dapat dengan mudah diperoleh informasinya, sebagian lagi memerlukan pengamatan dengan hati-hati. Azhar Arsyad (2009:92) mengemukakan bahwa, “Untuk visual yang kompleks siswa perlu diminta untuk mengamatinya., kemudian mengungkapkan sesuatu mengenai visual tersebut setelah menganalisis dan memikirkan informasi yang terkandung dalam visual itu”. Jika perlu, siswa diarahkan kepada informasi penting secara rinci.

5. Gunakan Gambar untuk Melukiskan Perbedaan Konsep-konsep

Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan. Sehubungan dengan itu, Azhar Arsyad (2009:93) mengemukakan bahwa, “Gambaran perbedaan konsep dengan menggunakan gambar/bagan akan memudahkan siswa dalam menangkap makna dari masing-masing konsep”.

6. Hindari Visual yang Tidak Berimbang

Jumlah elemen visual yang sedikit dan berimbang akan memudahkan siswa dalam menangkap pesan yang disampaikan. Sehubungan dengan penggunaan visual yang berimbang, R.H. Anderson (2003:20) mengemukakan bahwa, “Penggunaan visual dan warna yang berimbang akan berdampak baik terhadap siswa dalam menangkap pesan atau informasi pembelajaran”.

7. Menekankan Kejelasan dan Ketepatan dalam Semua Visual

Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual. Sehubungan dengan itu, R.H. Anderson (2003:21) mengemukakan bahwa, “Kejelasan dan ketepatan dalam tampilan visual penting dalam media visual, terutama chart/bagan”. Visual yang jelas dan tepat akan membantu siswa dalam mempelajari materi yang kompleks.

8. Visual Harus dapat Terbaca dan Mudah Dibaca

Visual yang digunakan harus dapat terbaca dan mudah dibaca. Berkenaan dengan hal itu, Azhar Arsyad (2009:93) mengemukakan bahwa, “Teks, kata-kata dan kalimat harus ringkas, tetapi padat dan mudah dibaca dan dimengerti”.

9. Visual untuk Mengkomunikasikan Gagasan Khusus

Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif, menurut R. Rahardjo (2001:30) apabila :

a. Jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dijaga agar terbatas.

b. Jumlah aksi terpisahkan dengan pesan yang akan ditafsirkan.

c. Semua objek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistis.

10. Unsur-unsur Pesan Harus Ditonjolkan

Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi. Berkenaan dengan itu R. Rahardjo (2001:30) mengemukakan bahwa, “Unsur visual berperan utama dalam menyampaikan pesan dalam media chart/bagan untuk itu perlu ditonjolkan”.

11. Keterangan Gambar/garis Harus Dipersiapkan

Keterangan gambar (caption) harus dipersiapkan terutama menurut Azhar Arsyad (2009:93) adalah untuk :

a. Menambah informasi yang sulit dilukiskan.

b. Memberi nama orang, tempat atau objek.

c. Menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual.

d. Menyatakan apa yang orang dalam gambar pikirkan.